• Breaking News

    Rabu, 02 April 2014

    TUGAS BESAR PERANCANGAN PROYEK INDUSTRI COKLAT VEGAN



    TUGAS BESAR

    PERANCANGAN PROYEK INDUSTRI

    COKLAT VEGAN



    Disusun Oleh:

    Kelompok 1

    Bety Oktavianita 105100701111001

    Rizky Bagus A 105100701111004

    Moch Hima M 105100701111006

    Ayuniartika 105100701111021



    JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2013

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Salah satu faktor produksi penting yang dikaji dalam rencana bisnis pendirian industri adalah bahan baku. Spesifikasi bahan baku yang dibutuhkan menunjang kebutuhan informasi untuk mendapatkan bahan baku selama proses produksi berlangsung. Kakao Indonesia memiliki kualitas yang baik apabila dilakukan fermentasi dengan benar sehingga mencapai cita rasa yang setara dengan kakao yang berasal dari Pantai Gading atau Ghana. Selain itu, Indonesia mempunyai keunggulan dan karakteristik khusus, yaitu “light breaking effect”, “hard butter” (tidak mudah meleleh) yang cocok apabila dipakai untuk blending.

    Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi cokelat batangan antara lain lemak cokelat, pasta cokelat (cocoa liquor), susu sapi segar (fresh milk). Bahan baku berupa lemak cokelat dan cocoa liquor diperoleh atau disuplai dari industri pengolahan kakao terbesar di Indonesia yang menghasilkan produk setengah jadi yaitu PT. Bumi tangerang Mesindotama (BT. Cocoa), Tangerang dengan kapasitas terpakainya sebesar 80.000 ton/tahun. Sedangkan susu sapi segar (fresh milk) diperoleh atau disuplai dari peternak sapi yang berada di daerah Cijeruk, Kabupaten Bogor.

    Kapasitas produksi susu yang dihasilkan di daerah ini adalah sebesar 9.434.880 liter/tahun dari jumlah populasi sapi perah yang tersedia sebesar 1.638 ekor. Sedangkan untuk bahan tambahan berupa sayur-sayuran untuk pembuatan coklat vegan ini didapatkkan dari pertanian yang ada di kota Depok, salah satunya adalah supplier buah dan sayur Cinere Depok. Industri cokelat batangan membutuhkan bahan baku berupa lemak cokelat dan pasta cokelat sebesar 144 ton/tahun, sedangkan susu sapi segar sebesar 72.000 liter/tahun. Hal ini dapat dikatakan bahwa BT. Cocoa dan peternak sapi di Cijeruk, Bogor dapat memenuhi kebutuhan bahan baku untuk industri cokelat batangan tersebut. Selain itu dengan menggunakan bahan baku lokal, maka biaya distribusi bahan baku dapat menurunkan biaya produksi serta harga bahan baku langsung dari produsen akan menjadi lebih murah dibandingkan dengan harga dipasaran.

    Indonesia sebenarnya berpotensi untuk menjadi produsen utama kakao dunia, apabila berbagai permasalahan utama yang dihadapi perkebunan kakao dapat diatasi dan agribisnis kakao dikembangkan dan dikelola secara baik. Indonesia masih memiliki lahan potensial yang cukup besar untuk pengembangan kakao yaitu lebih dari 6,2 juta ha terutama di Irian Jaya, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Maluku dan Sulawesi Tenggara. Disamping itu kebun yang telah dibangun masih berpeluang untuk ditingkatkan produktivitasnya karena produktivitas rata-rata saat ini kurang dari 50 % potensinya. Di sisi lain situasi perkakaoan dunia beberapa tahun terakhir sering mengalami defisit, sehingga harga kakao dunia stabil pada tingkat yang tinggi bahkan cenderung dari tahun ke tahun terus meningkat. Posisi akhir harga kakao dunia tahun 2006 mencapai US$ 1,58,7/lb atau US$ 49,39 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga pada tahun 2001 sebesar US$ 49,39 /lb. Kondisi ini merupakan suatu peluang yang baik untuk segera dimanfaatkan. Upaya peningkatan produksi kakao mempunyai arti yang strategis karena pasar ekspor biji kakao Indonesia masih sangat terbuka dan pasar domestik masih belum tergarap. Berdasarkan kondisi harga kakao dunia yang relatif stabil dan cukup tinggi tersebut maka perluasan areal perkebunan kakao Indonesia diperkirakan akan terus berlanjut dan hal ini perlu mendapat dukungan agar kebun yang berhasil dibangun dapat memberikan produktivitas yang tinggi.

    Salah satu olahan kakao yang banyak diminati selama ini adalah coklat. Coklat merupakan produk makanan yang berasal dari buah kokoa yang telah menjalani proses pengeringan. Proses pengeringan ini menghasilkan serbuk kokoa yang nantinya akan diproses untuk menghasilkan coklat. Coklat mengandung tidak lebih dari 5% lemak sayuran dan merupakan makanan yang popular di kalangan anak-anak sampai orang dewasa. Selain dari rasanya yang enak coklat juga cenderung memiliki banyak manfaat jika dikonsumsi, seperti dapat memulihkan keletihan syaraf, mengurangi resiko penyakit kardoiovaskular dan sebagainya. Tetapi dalam beberapa kondisi tertentu, beberapa produk olahan coklat memiliki efek buruk bagi kesehatan. Saat ini banyak produsen yang menghilangkan kandungan flavonoid karena rasanya yang pahit. Jadi saat ini produk coklat yang beredar di pasaran hanya mengandung lemak dan gula saja.

    Untuk meminimasi kelemahan dari produk olahan coklat tersebut maka diciptakan inovasi coklat barupa Coklat Vegan. Coklat vegan adalah hasil olahan coklat yang dipadukan dengan berbagai jenis sayuran seperti brokoli, bayam dan wortel sehingga menghasilkan coklat yang kaya manfaat dan sensasi rasa yang unik tapi tetap enak. Coklat vegan merupakan pengembangan dari bisnis coklat biasa yang akhirnya mengalami sedikit inovasi dalam penciptaan variasi rasa coklat yang beraneka ragam.

    Adapun tantangan dalam memasarkan produk ini dimungkinkan seperti image coklat di mata masyarakat terhadap coklat yang akan terdengar aneh jika diinovasikan dengan berbagai macam sayuran. Meski demikian kelebihan dari Coklat vegan ini antara lain seperti kandungannya yang sangat baik bagi kesehata, selain itu dapat juga digunakan sebagai camilan bagi anak-anak yang tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran sebab Coklat vegan tidak memiliki rasa khas sayuran tetapi gabungan antara coklat dan sayur yang menghasilkan rasa yang menarik dan tetap didominasi oleh rasa coklat yang akan tetap disukai oleh anak-anak.

    1.2 Ruang Lingkup

    Jenis produk yang dikaji merupakan Coklat Vegan, yaitu coklat dengan paduan sayur-sayuran seperti brokoli, bayam dan wortel. Sehingga menghasilkan produk coklat jenis baru yang memiliki berbagai macam kandungan yang baik bagi kesehatan. Sedangkan untuk Aspek yang dikaji Antara lain adalah aspek pasar baik pangsa pasar maupun pemasarannya serta aspek teknis yang meliputi Letak geografis lokasi, teknologi proses produksi, kapasitas produksi, denah atau letak instalasi dan bentuk bangunan maupun instalasi.

    1.3 Tujuan

    Mengembangkan dan menganalisis baik prospek maupun industri varian baru coklat dengan paduan sayur-sayuran yang meningkatkan kualitas coklat.

    BAB II

    KONSEP PRODUK

    2.1 Karakteristik Produk

    Produk coklat vegan merupakan suatu inovasi dari olahan coklat batang yang mana pada pengolahannya coklat ini dipadukan dengan sayur kering yang telah dihaluskan sehingga tercipta suatu produk coklat baru dengan paduan rasa yang unik campuran antara coklat dan sayur dengan kandungan manfaat yang baik bagi tubuh. Produk coklat vegan ini terdiri atas campuran sayur yaitu antara lain bayam, brokoli dan wortel. Dimana ketiga sayur ini merupakan sayur yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Produk coklat vegan ini berbentuk coklat batang atau coklat bar dengan serpihan lembut sayur-sayuran. Coklat vegan memiliki rasa tidak terlalu manis tetapi juga tidak terasa pahit coklat dan tidak terasa seperti sayur tetapi tetap terasa coklat dengan sensasi unik yang berasal dari rasa sayur-sayuran tersebut.

    Untuk bahan baku sendiri produk ini menggunakan bahan baku berupa pasta coklat dengan bahan tambahan antara lain lemak coklat, susu, gula pasir dan sayur-sayuran yaitu bayam, wortel dan brokoli. Spesifikasi dari komposisi produk akan dijelaskan sebagai berikut:

    1. Pasta cokelat (cocoa liquor)

    Bahan baku berupa pasta cokelat yang digunakan adalah jenis cocoa liquor 500 A dan cocoa liquor 1000 A. Pemilihan jenis pasta cokelat ini berdasarkan perbedaan tingkat warna dari pasta cokelat tersebut. Jenis cocoa liquor 500 A memiliki warna pasta cokelat yang lebih muda dibandingkan dengan cocoa liquor 1000 A, sehingga warna cokelat batangan (milk chocolate) yang dihasilkan akan terlihat berbeda tergantung dari pasta cokelat yang digunakan dalam proses produksinya

    2. Lemak cokelat (cocoa butter)

    Lemak cokelat merupakan lemak nabati alami. Lemak cokelat mempunyai warna putih kekuningan dan mempunyai bau khas cokelat. Lemak ini mempunyai sifat rapuh (brittle) pada suhu 25oC, mencair pada temperatur 27 – 330C dan tidak larut dalam air, sedikit larut dalam alcohol dingin. Lemak coklat mempunyai tingkat kekerasan (pada suhu kamar) yang berbeda, bergantung asal dan tempat tumbuh tanamannya. Lemak coklat dari Indonesia, mempunyai tingkat kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan lemak coklat asal Afrika Barat. Sifat ini sangat disukai oleh pabrik makanan cokelat karena produknya tidak mudah meleleh saat didistribusikan ke konsumen. Lemak cokelat dihasilkan melalui pengepresan cocoa liqour. Jumlah lemak dalam biji kakao, berkisar antara 50-60%.

    3. Susu sapi segar (fresh milk)

    Susu adalah salah satu bahan makanan yang bergizi tinggi. Kandungan gizinya lengkap dengan sifat gizi yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Susu untuk bahan pembuatan cokelat batangan (milk chocolate) ini adalah susu yang diperoleh dari hasil pemerahan sapi. Komponen-komponen penting dalam air susu adalah protein, lemak, vitamin, mineral, laktosa, enzim, dan beberapa mikroba. Umumnya susu mengandung air 87,1 persen, lemak 3,9 persen, protein 3,4 persen, laktosa 4,8 persen, abu 0,72 persen, dan vitamin yang larut dalam lemak susu, yaitu vitamin A, D, E, dan K. Susu harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dan kebersihan, karena susu merupakan media yang paling baik bagi perkembangbiakan mikroba. Susu juga mudah pecah dan rusak bila penanganannya kurang baik, serta masa simpannya relatif singkat. Untuk menangani masalah tersebut, maka langkah yang paling tepat adalah dengan mengawetkan susu untuk memperpanjang masa simpannya.

    4. Gula pasir

    Gula yang digunakan dalam pembuatan cokelat batangan (milk chocolate) adalah gula pasir yang sangat halus. Dinamai demikian karena ukuran butirannya sangat kecil sehingga dapat ditaburkan dari wadah berlubang-lubang kecil. Karena kehalusannya, gula ini lebih cepat larut dibandingkan gula putih pada umumnya. Gula ini tidaklah sehalus gula bubuk yang dihaluskan secara mekanis (dan biasanya dicampur dengan sedikit pati untuk menghindari penggumpalan).

    5. Sayur-sayuran

    Bayam

    Bayam merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau. Kandungan besi pada bayam relative tinggi dari pada sayuran daun lain sehingga berguna bagi penderita animea. Selain itu bayam juga banyak mengandung vitamin, mineral dan phytonutrien lain serta rendah kalori sehingga tidak akan menambah berat badan jika dikonsumsi banyak.

    Brokoli

    Brokoli merupakan tanaman sayur yang masuk dalam brassicaceae atau suku kubis-kubisan. Brokoli mengandung senyawa glukorafanin yang merupakan bentuk alami senyawa antikanker sulforafana. Selain itu brokoli mengandung senyawa isotiosianat yang juga memiliki kemampuan sebagai antikanker.

    Wortel

    Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya. Wortel adalah tumbuhan biennial (siklus hidup 12-24 bulan) yang menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar. Wortel mengandung vitamin A yang baik untuk kesehatan mata, vitamin E dan vitain B.

    Pada pengolahan pembuatan coklat vegan ini menggunakan campuran sayur kering yang didapatkan dari pengeringan menggunakan teknologi mesin FIR dimana mesin ini mengeringkan sayuran tanpa banyak menghilangkan kansungan pada sayuran itu sendiri sehingga manfaat kandungan pada sayuran tetap terjaga. Secara keseluruhan pada 1 kemasan coklat vegan ukuran 70gram mengandung antara lain adalah Energi (Kal) 381, Protein (g) 9, Lemak (g) 35.9, Kalsium (mg) 200, Fosfor (mg) 200, Vitamin A (SI) 120, Vitamin B (SI) 60, Vitamin E (SI) 40 dsb.

    2.2 Kemasan

    Untuk mendukung kualitas coklat yang baik tentunya harus ditambah dengan packaging yang memenuhi standar. Packaging pada produk coklat vegan ini adalah menggunakan aluminium foil karena sangat sempurna untuk mempertahankan kondisi coklat menjadi tetap normal. Olahan coklat yang dibuat dan dikemas dengan benar mampu bertahan hingga 1 tahun. Aluminium foil sebagai bahan pengemas primer sedangkan untuk kemasan sekunder produk ini menggunakan pengemas kertas dimana selain berfungsi untuk menutupi aluminium foil dan meminimasi terjadinya goresan juga bahan kertas yang mudah untuk diberi identitas baik gambar maupun nama produk itu sendiri. Sedangkan kemasan tersier disini menggunakan box karton dimana 1 karton berisikan 12 kemasan coklat bar dengan netto 70gram.

    Aluminium foil ini sendiri merupakan bahan tipis dari logam yang digulung dengan ketebalan kurang lebih 0,15 mm dan memiliki lebar 1,52 meter hingga 4,06 meter. Umumnya foil tidak murni berbasis logam. Karakteristik aluminium foil dikagumi karena kuat, ringan, tahan panas dan hamper kedap udara, tidak mengandung magnet, sangat cocok sebagai bahan kemas coklat yang rentan terhadap suhu panas. Kekedapan udara membuat aluminium foil merupakan kemasan ideal untuk ekspor karena sering mengalami kendala cuaca. Sifat-sifat dari aluminium foil adalah hermetic, fleksibel, tidak tembus cahaya sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan-bahan yang berlemak dan bahan-bahan yang peka terhadap cahaya. Aluminium foil memiliki sifat-sifat yaitu tidak terpengaruh sinar matahari, tidak dapat terbakar, tidak bersifat menyerap bahan atau zat lain, tidak menunjukkan perubahan ukuran dengan berubah-ubah RH. Apabila secara ritmis kontak dengan air, biasanya tidak akan terpengaruh atau bila berpengaruh sangat kecil.

    Secara keseluruhan fungsi dari pengemasan disini antara lain adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan sehingga lebih mudah disimpan. Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga ke konsumen, dan melindungi dan mengawetkan produk seperti melindungi dari sinar ultra violet, panas, kelembapan udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk. Selain untuk melindungi kemasan juga digunakan sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan. Meningkatkan efisiensi misalnya memudahkan perhitungan (1 kemasan berisi 10, 12, 1 gross dan seterusnya), memperluas pemakaian dan pemasaran produk, menambah daya tarik calon pembeli dan sebagainya. Untuk desain kemasan sendiri Coklat vegan menampilkan warna-warna yang mengkilat sehingga menarik dan berkesan mewah, kemasan dibuat sedemikian rupa sehingga memberikesan produk bermutu dan mahal.

    2.3 Keunggulan dan kelemahan

    Keunggulan yang ada pada Coklat vegan ini adalah merupakan coklat yang tidak biasa. Dengan campuran dari sayur maka tercipta coklat dengan inovasi baru yang memiliki berbagai macam kandungan baik yang berasal dari campuran sayur-sayuran. Sedangkan coklat sejenis ini sendiri dapat dibilang cukup banyak beredar di tempat-tempat tertentu tetapi bukan merupakan perusahaan besar sehingga pemasarannya sendiri kurang secara luas. Selain itu produk coklat sayur lain yang ada sekarang masih berupa permen coklat yang dijual persatuan dalam bentuk seperti permen loli sehingga dapat dikatakan kurang menarik dan susah dalam penyimpanannya karena memiliki kesan anda membeli dan anda memakan saat itu juga dan dengan sajian seperti itu komposisi volumenya kurang memuaskan konsumen. Berbeda dengan coklat vegan ini yang dikemas dalam bentuk coklat bar seberat 70 gram sehingga konsumen dapat menikmati sajian coklat dalam ukuran yang pas.

    Untuk kelemahan dari produk ini antara lain image coklat di mata masyarakat yang sedikit ganjil jika dipadukan dengan sayuran, maka disini akan tidak sedikit banyak konsumen yang berpikiran bahwa coklat vegan merupakan produk yang aneh dan memiliki rasa yang aneh pula. Selain itu karena produk ini terbilang produk jenis baru yang masih sedikit dikenal masyarakat maka akan membutuhkan pemasaran yang cukup besar sehingga akan membutuhkan biaya yang besar. Selain itu produk ini merupakan pengembangan dari produk yang sudah ada dan banyak diminati oleh masyarakat, sehingga secara langsung produk tersebut akan menjadi pesaing utama di pasaran.

    BAB III

    PASAR DAN PEMASARAN

    3.1 Potensi Pasar

    Indonesia merupakan Negara pengekspor kakao terbesar ke 3 di dunia. Akan tetapi hal ini tidak serta merta membuat Indonesia menjadi Negara dengan konsumsi coklat yang tinggi karena pada kenyataannya konsumsi coklat di Negeri ini masih rendah. Rendahnya konsumsi coklat di Indonesia disebabkan beberapa hal antara lain adalah produksi coklat dalam negeri yang rendah. Meski Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil kakao terbesar di Dunia, tapi produksi dalam negerinya masih rendah. Hal ini disebabkan masih tingginya tingkat ekspor biji kakao mentah baik yang fermented atau lebih banyak lagi yang unfermented di Indonesia. Biji kakao Indonesia umumnya diminati sebab memiliki kandungan lemak kakao yang terbaik di dunia.

    Indonesia sebagai penghasil kakao terbesarketiga dunia memiliki ketersediaan bahan baku yang cukup besar dan pada saat ini sekitar 80% produksi perkebunan kakao diekspor dalam bentuk biji kering. Pada tahun 2006, produksi biji kakao Indonesia diperkirakan mencapai 779 ribu ton, sementara yang diolah hanya sekitar 180 ribu ton. Hal ini menunjukkan bahwa dari aspek bahan baku, peluang pengembangan industry pengolahan kakao masih sangat terbuka. Pada saat ini tercatat sebanyak 16 buah industri pengolahan kakao yang tersebar di enam provinsi yaitu lima buah di Provinsi Banten, lima buah di Sulawesi Selatan, masing-masing dua Jawa Barat, dan Jawa Timur serta masing-masing satu buah di Sumatera Utara dan Sulawesi Tenggara. Pelaku usaha industri pengolahan kakao adalah perusahaan swasta, baik swasta nasional maupun swasta asing, bahkan ada perusahaan yang menginduk pada perusahaan multinasional seperti PT. Effem Indonesia berada dibawah bendera Mars Inc.

    Dalam Konsumsi, orang Indonesia tidak terbiasa mengkonsumsi cokelat. Bila dibandingkan dengan konsumsi orang eropa yang mencapai 1 kg perkapita/tahun, konsumsi coklat di Indonesia hanya mencapai 300 gram perkapita/tahun. Jumlahnya sangat rendah dibandingkan dengan konsumsi coklat orang Eropa. Coklat masih dianggap suatu makanan mahal, sehingga bukan termasuk makanan yang sering dibeli. Coklat biasanya hanya dibeli pada waktu tertentu dan maksud tertentu misalnya saat valentine, ataupun sebagai hadiah ulang tahun.

    Dari kesenjangan konsumsi yang dijabarkan tersebut maka dengan diproduksinya coklat vegan hal-hal seperti produksi coklat dan image coklat sebagai makanan yang relative mahal dapat diatasi. Dengan keberadaan bahan baku yang berlimpah di Indonesia dengan kualitas yang baik dan pengeluaran biaya rantai pasok dalam negeri maka tidak bisa dipungkiri bahwa coklat vegan akan menjadi coklat dengan kualitas terbaik dan harga terjangkau yang akan beredar di Indonesia.

    3.2 Strategi pemasaran

    3.2.1 Strategi Tempat

    Strategi tempat yang akan digunakan untuk menentukan lokasi produksi Coklat Vegan direncanakan di daerah yang berdekatan dengan sumber bahan baku, di daerah Depok Alasan memilih tempat di Depok karena dekat dengan bahan baku dan distribusi sehingga mengurangi biaya transportasi dalam penyediaan bahan baku, mempermudah dalam penyediaan jumlah bahan baku yang dibutuhkan dan juga lokasi strategis dimana dekat dengan sasaran pasar yaitu Jawa-Bali khusunya masyarakat jawa barat dan sekitarnya.

    3.2.2 Strategi Produk

    Coklat Vegan merupakan produk berbahan dasar coklat yang diolah dengan menambahkan campuran sayur sehingga menghasilkan coklat olahan baru yang memiliki banyak khasiat baik bagi kesehatan. Produk sejenis ini sebenarnya sudah ada dipasaran, namun pemasarannya sendiri belum terlalu luas sehingga dapat dikatakan memiliki pesaing sejenis yang sedikit. Untuk produk berbahan baku yang sama misalnya coklat bar biasa sudah banyak sekali dipasaran dan sangat disukai oleh konsumen penggemar coklat itu sendiri tetapi dengan tambahan sayuran asli pada coklat vegan ini maka hal tersebut membuat coklat vegan lebih unggul dalam hal kandungan gizi maupun vitaminnya. Dan dengan penambahan campuran sayuran pada produk coklat vegan maka produk ini akan relative aman jika dimakan dalam jumlah banyak dibandingkan dengan coklat biasa pada umumnya.

    3.2.3 Strategi Harga

    Sudah banyak berbagai macam coklat bar yang ada di pasaran, sehingga produk baru ini harus bersaing ketat, sehingga dibutuhkan strategi harga atau disebut dengan pricing, dimana untuk mendapatkan peluang pasar. Harga yang direncanakan untuk coklat vegan ini disamakan dengan harga coklat biasa di pasaran yang akan diberikan harga lebih rendah jika dilihat dari biaya rantai pasok dalam negeri dan bahan pendukung yang digunakan yaitu Rp 10.000,00/70 gram.

    3.2.4 Strategi Promosi

    Strategi promosi yang digunakan dalam penjualan coklat Vegan ini menggunakan on-line marketing dan off-line marketing. Untuk on-line marketing, digunakan beberapa media diantaranya facebook, blog, twitter, dll. Sedangkan untuk off-line marketing menggunakan media diantaranya poster, famlet, leaflet, media televise, Koran dan majalah serta mengikuti kegiatan bazar. Selain itu juga produk akan diantar pihak produsen ke sejumlah toko-toko sekitar kota Depok. Distribusi Coklat Vegan dilakukan untuk toko oleh-oleh, pasar swalayan, mini market dan tempat wisata di Jawa barat secara langsung. Sedang untuk system pembayaran dilakukan dengan bagi hasil dimana keuntungan total penjualan dibagi rata.

    3.3 STP (Segmenting, Targetting & Positioning)

    3.3.1 Segmenting

    Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa ke dalam beberapa segmen. Dengan melakukan segmentasi pasar, pemasaran akan lebih terarah dan efektif sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Ada beberapa variabel segmentasi yaitu:

    1. Demografis

    Secara demografis segmentasi pasar produk Coklat Vegan adalah semua kalangan masyarakat mulai usia balita hingga lansia di daerah jawa bali tetapi bisa saja ke seluruh masyarakat Indonesia yang membutuhkan makanan tambahan yang sehat.
    2. Psikografis

    Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, latar belakang, dan lain-lain. Informasi demografis sangat berguna, tetapi tidak selalu menyediakan informasi yang cukup untuk membagi konsumen ke dalam segmen-segmen, sehingga diperlukan segmen berdasarkan psikografis untuk lebih memahami karakteristik konsumen. Adapun untuk psikografis pada produk ini bisa dikatakan lebih mengacu pada target masyarakat menengah ke atas dan sebagaian besar untuk masyarakat yang memiliki pola konsumsi makanan sehat. Untuk target menengah keatas Seperti pada produk coklat umumnya, faktor harga yang ditargetkan adalah cukup bisa dibilang mahal untuk masyarakat pada tingkat ekonomi tertentu. Harga tersebut pun juga telah diberikan berdasarkan kebutuhan bahan baku yang relative mewah seperti susu dan lemak coklat.

    3.3.2 Targeting

    Targeting adalah membidik target market yang telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu saja serangkaian program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak kita tuju. Target produk ini lebih diarahkan pada konsumen yang ingin lebih menjaga kesehatan karena produk ini menambahkan gizi pada produknya yaitu sayuran yang diperoses sedemikian rupa. Dengan kata lain targeting untuk produk ini mencakup seluruh masyarakat di Indonesia karena coklat sendiri banyak digemari dalam berbagai kalangan dan usia khususnya bagi penggemar coklat dan pecinta pola hidup konsumsi makanan sehat.

    3.3.3 Positioning

    Positioning adalah dengan upaya identifikasi, pengembangan, dan komunikasi keunggulan yang bersifat khas serta unik. Dengan demikian, produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus (distinctive) dibandingkan dengan produk dan jasa pesaing dalam persepsi konsumen. Posisi produk kami adalah sebagai follower karena ada produk sejenis yang sudah ada dipasaran namun produk kami juga bisa dikatakan sebagai competitor karena kita membuat inovasi baru pada produk coklat kemasan dan dengan melakukan pemasaran secara besar-besaran maka dapat dimungkinakan coklat produk kami akan lebih dikenal dari pada coklat dengan modifikasi yang sama yang terdahulu.

    ASPEK LOKASI

    Penentuan Lokasi Industri

    Pemilihan lokasi pabrik membutuhkan pertimbangan yang hati-hati karena jika salah dalam pemilihannya akan dapat mendatangkan kerugian terhadap perusahaan. Secara umum, tujuan strategi lokasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi pabrik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini pada prakteknya berbeda penerapannya bagi satu pabrik dengan pabrik yang lain, sesuai dengan produk yang dihasilkan. Faktor penentu lokasi merupakan kualitas suatu wilayah yang terkait dengan daya tarik wilayah tersebut terhadap keputusan investasi dari calon investor yang sudah ada.

    Adapun dalam proyek ini sudah disebutkan sebelumnya pemilihan lokasi pendirian industri cokelat batangan telah ditetapkan di daerah Depok, Kabupaten Bogor. Alasan pemilihan lokasi di daerah tersebut antara lain berdasarkan faktor kedekatan dengan salah satu sumber bahan baku yaitu susu cair segar yang berasal dari peternak sapi, di mana susu merupakan komoditi yang mudah rusak apabila tidak segera diproses lebih lanjut bila dibandingkan dengan lemak cokelat yang memiliki umur simpan dan daya tahan tinggi (tidak mudah rusak) sehingga memperkecil biaya transportasi, tersedia sumber daya manusia yang cukup, infrastruktur mendukung, dan dekat dengan target pasar dan pemasaran. Banyak faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan dimanakah seharusnya lokasi industri yang tepat. Faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi adalah sebagai berikut:

    1. Jarak bahan baku

    Proses produksi merupakan usaha untuk mentransformasikan bahan baku kedalam hasil akhir yang memiliki nilai lebih tinggi. Jarak antara lokasi pabrik dengan ketersediaan bahan baku mempengaruhi biaya pengangkutan. Beberapa industri, sifat dan keadaan dari proses pengolahannya mengharuskan untuk menempatkan pabriknya berdekatan dengan sumber bahan baku. Sumber bahan baku, yaitu penempatan pabrik dekat dengan daerah bahan baku. Dasar pertimbangan yang diambil adalah apabila bahan baku yang dipakai mengalami penyusutan berat dan volume, bahan baku mudah rasak dan berubah kualitas, resiko kekurangan bahan baku tinggi karena bahan baku sangat erat kaitannya dengan faktor biaya produksi. Lokasi perusahaan haruslah di tempat yang biaya bahan baku relatif paling murah. Bahan mentah merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dalam kegiatan industri, sehingga keberadaannya harus selalu tersedia dalam jumlah yang besar demi kelancaran dan keberlanjutan proses produksi. Apabila bahan mentah yang dibutuhkan industri cadangannya cukup besar dan banyak ditemukan maka akan mempermudah dan memperbanyak pilihan atau alternatif penempatan lokasi industri. Apabila bahan mentah yang dibutuhkan industri cadangannya terbatas dan hanya ditemukan di tempat tertentu saja maka akan menyebabkan biaya operasional semakin tinggi dan pilihan untuk penempatan lokasi industri semakin terbatas. Sehingga pemilihan lokasi ditempatkan di Depok, Jawa barat untuk mengurangi biaya transportasi dan juga lokasi strategis dimana dekat dengan sasaran pasar yaitu Jawa-Bali khusunya masyarakat jawa barat dan sekitarnya

    2. Jarak dengan pasar

    Pasar sebagai komponen yang sangat penting dalam mempertimbangkan lokasi industri, sebab pasar sebagai sarana untuk memasarkan atau menjual produk yang dihasilkan. Lokasi suatu industri diusahakan sedekat mungkin menjangkau konsumen, agar hasil produksi mudah dipasarkan. Suatu daerah yang berpenduduk banyak secara potensial perlu diperhatikan. Bila daerah ini disertai pendapatan perkapita yang tinggi, maka pasar tersebut akan menjadi efektif dan semakin meningkat bila disertai dengan distribusi pendapatan yang merata. Luas pasar ditentukan oleh jumlah penduduk, pendapatan perkapita, dan distribusi pendapatan. Pasar mempengaruhi lokasi melalui ciri pasar, biaya distribusi, dan harga yang terdapat di pasar yang bersangkutan. Harga ditentukan oleh biaya produksi dan permintaan (elastisitas dan biaya angkut). Masalah pasar ini tidak boleh diabaikan sama sekali karena sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas barang yang diperlukan oleh pasar dan kekuatan daya beli masyarakat akan jenis barang yang diproduksi. Depok yang menjadikan target pemilihan lokasi merupakan kota terbesar ke dua di Jawa Barat. Sehingga merupakan tempat yang strategis dalam kaitannya dengan dekat dengan target pasar.

    3. Ketersediaan infrastruktur

    Selain jarak bahan baku dan jarak dengan pasar penentuan lokasi proyek penting juga untuk memperhatikan :

    a. Transportasi

    Letak perusahaan juga ditentukan oleh faktor transportasi yang menghubungkan lokasi dengan pasar, lokasi dengan bahan baku, dan lokasi dengan tenaga kerja. Hal ini penting untuk menunjang kelancaran dari produksi perusahaan juga. Depok merupakan daerah yang memiliki infrastruktur jalan yang telah layak dan berbatasan langsung dengan Jakarta sehingga memberikan kemudahan dalam hal baik transportasi memasarkan produk ke kota besar maupun transportasi pendapatan bahan baku karena dekat dengan sumber bahan baku.

    b. Pelayanan Bisnis

    Faktor-faktor ini meliputi sumber tenaga, listrik, air, keadaan iklim, juga fasilitas komunikasi, perbankan, dan pelayanan teknis seperti reparasi juga perlu dipertimbangkan dalam penentuan lokasi karena jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan dapat ditangani secepat mungkin.

    c. Tenaga kerja

    Tenaga kerja merupakan tulang punggung dalam menjaga kelancaran proses produksi, baik jumlah maupun keahliannya. Adakalanya suatu industri membutuhkan tenaga kerja yang banyak, walaupun kurang berpendidikan.
    Tetapi, ada pula industri yang hanya membutuhkan tenaga-tenaga kerja yang berpendidikan dan terampil. Dengan demikian, penempatan lokasi industri berdasarkan tenaga kerja sangat tergantung pada jenis dan karakteristik kegiatan industrinya. Dilihat dari populasinya kota Depok merupakan kota yang cukup banyak menyediakan Tenaga Kerja. Selain itu pembangunan industry di tempat ini juga akan turut membantu pengurangan jumlah pengangguran yang ada di tempat ini.

    Kebijakan Pengembangan Industri

    Untuk menunjang kelancaran pengembangan maupun pembenahan industri pengolahan kakao, diperlukan dukungan kebijakan terutama kemudahan dalam perizinan, insentif penghapusan bea masuk mesin dan peralatan serta membangun sarana dan prasarana pendukung terutama transportasi, pelabuhan dan pengadaan energy listrik serta telekomunikasi. Berbagai kebijakan yang mendukung pengembangan industri pengolahan kakao yang telah dikeluarkan pemerintah antara lain: Pengenaan tarif bea masuk produk yang sama sesuai dengan yang dikenakan oleh negara lain berlaku sejak Februari 2006 dan Penghapusan PPN yang telah diberlakukan sejak awal Januari 2007.

    Adapun untuk perijinan pembangunan Industri di Daerah depok seperti pada berbagai daerah umunya, Depok tidak memiliki catatan dimana terdapat pelarangan membangun Industri di tempat itu. Adapun perijinannya memiliki persyaratan tertentu seperti memiliki persetujuan dari kepala daerah setempat, telah memiliki persetujuan notaris, memiliki persetujuan terkait dengan perpajakan dan departemen hokum dan HAM dan Badan Perijinan Terpadu (BPT) dengan langkah-langkah standar yang telah ditetapkan di Daerah tersebut. Adapun untuk peraturan daerah terkait perijinan pembangunan pabrik di daerah Depok-Bogor Jawa Barat telah diatur pada Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 30 Tahun 2011 tanggal 30 Desember 2011 yang telah disetujui oleh Bupati Bogor.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Fashion

    Beauty

    Travel