• Breaking News

    Rabu, 02 April 2014

    Tugas kelompok PLO



    TUGAS KELOMPOK
    PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS
    “UKM KERIPIK TEMPE NANDA”


    DISUSUN OLEH :
    Kelompok 11
    Octy Sianipar (105100701111035)
    Sanditya Gunawan (105100701111017)
    Novie Ardimas (105100701111026)
    M Hima M (105100701111006)
    Dosen Pengampu: Ika Atsari Dewi, STP, MP

    JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
    UNIVERSITAS BRAWIJAYA
    MALANG
    2012

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang
    Proses produksi merupakan hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Produk yang bersih dan higienis, bebas dari kontaminasi bahan kimia, fisik dan biologi. Kualitas produk yang baik dapat dicapai dengan melakukan pengendalian mutu secara menyeluruh produksinya dari mulai penerimaan bahan baku sampai produk siap dikonsumsi. Suatu perusahaan dapat mencapai tujuan tersebut jika menerapkan pengendalian mutu pada proses produksinya.
    Selain itu juga tata letak fasilitas pada proses produksi juga menentukan kualitas produk. Tata letak pabrik atau tata letak fasilitas merupakan cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik untuk menunjang kelancaran proses produksi. Dengan perancangan fasilitas yang tepat maka penanganan bahan dan perpindahan barang dapat berjalan efisien. Pada perusahaan jasa boga perancangan fasilitas produksi sangatlah penting mengingat bahan baku yang digunakan adalah bahan yang mudah terkontaminasi sehingga perlu penanganan dan pengawasan bahan baku yang lebih higienis. Fasilitas fisik pada jasa boga antara lain seperti ruang penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, ruang menyiapkan dan membersihkan bahan makanan, ruang memasak dan membagi makanan jadi, ruang mencuci dan menyimpan peralatan, ruang tata usaha dan ruang pegawai. Keseluruhannya harus diperhatikan baik dari segi luas, posisi dan jarak karena jika terjadi kesalahan atau perancangan yang kurang tepat maka akan menimbulkan biaya yang lebih besar.
    Hal ini dikarenakan tipe tata letak pada jasa boga umumnya bertipe proses dimana tata letaknya menyesuaikan dengan aliran proses pengolahan bahan baku. Penanganan bahan baku merupakan sebuah kegiatan dalam mengangkut barangbarang dalam kegiatan produksi. Kegiatan ini diperkirakan membutuhkan waktu 60-80 persen dari total waktu produksi, jauh lebih besar dibanding proses pengolahan yang hanya sebesar 20-40 persen. Diperkirakan 3-5 persen dari seluruh bahan yang ditangani mengalami kerusakan, melihat kenyataan ini maka kegiatan penanganan bahan merupakan kegiatan yang dianggap penting (Assauri, 2008). Kesalahan dalam penanganan bahan dapat menimbulkan biaya penaganan bahan menjadi besar dan waktu penanganan menjadi lebih panjang. Kesalahan seperti ini dapat menimbulkan kerugian pada perusahaan karena biaya produksi akan menjadi lebih tinggi.
    1.2 Profil UKM
    UKM Kripik Tempe “Nanda” merupakan ukm yang bergerak di bidang produksi produk kripik tempe di dirikanpada tahun 2000 oleh ibu yayuk . UKM ini termasuk dalam komplek Kampung Sanan yang memang merupakan sentra keripik tempe yang sudah cukup terkenal. Letaknya yang berada di pusat kota membuat keberadaan sentra ini cukup strategis. Tak sulit bagi siapapun, entah itu penduduk setempat ataupun pengunjung luar kota mendatangi tempat ini.Kampung Sanan tepatnya terletak di Kelurahan Purwantoro. Di depan Kampung Sanan, berdiri tegak sebuah gapura yang bertuliskan “Sentra Industri Tempe Sanan”. Di kanan-kiri gapura tersebut terdapat beberapa kios cantik dan relatif baru yang menjajakkan keripik tempe hasil produksi sentra tersebut Masuk melalui gapura tersebut, kita akan mendapati kios-kios lain yang berjajar di sepanjang jalan. Kios-kios dengan berbagai nama ini khusus menjual keripik tempe. Masuk ke beberapa gang kecil di kanan atau kiri jalan, hamparan kios keripik tempe memang tak lagi menghadang. Pemandangan akan berubah menjadi hamparan rumah-rumah biasa yang sekaligus menjadi tempat produksi keripik tempe maupun produksi tempe.
    Produk yang dihasilkan dari ukm ini yaitu kripik tempe dengan banyak varian rasa diantaranya adalah udang pedas, Pedas manis, Barbeque, Balado, Keju, spagety, jagung bakar, pizza, ayam lada hitam, dan original.

    1.3 Tujuan
    Tujuan dari penulisan makalah ini:
    1. menggambarkan tata letak awal suatu industri.
    2. Praktikan dapat mendeskripsikan (memberikan gambaran) mengenai kondisi umum industri yang digunakan sebagai objek kajian.

    BAB II
    PEMBAHASAN

    2.1 Tipe Layout
    Pada produksi kripik tempe “NANDA” UKM ini menggunakan tipe produk layout karena didasarkan pada urutan proses dari bahan baku hingga menjadi produk akhir dan urutan mesin produksi di atur berdasarkan proses yang ada.biasanya penggunaan tipe produk layout ini mempunyai variasi produk yang relative kecil dibandingkan produk yang dihasilkan dengan demikian produk yang dihasilkan merupakan kelompok produk yang sama
    Menurut Wignjosoebroto (2009) layout adalah pengaturan letak mesin-mesin atau fasilitas produksi dalam suatu pabrik yang berdasarkan atas urutan-urutan proses produksi dalam membuat suatu barang. Layout ini sering disebut layout garis.
    Sifat-sifat layout garis ini adalah :
    1. Jenis produksi yang dihasilkan sedikit, tapi dengan volume yang banyak.
    2. Mesin yang digunakan biasanya adalah mesin khusus.
    3. Tenaga kerja yang diperlukan adalag tenaga khusus sesuai kebutuhan mesin.
    4. Kualitas barang hasil produksi lebih banyak ditentukan oleh mesin daripada keahlian karyawan.
    5. Memiliki keseimbangan kapasitas mesin.

    karakteristik flow-shop layout adalah proses produksi yang mengalir secara kontinue (continue proses) dimana material akan bergerak mengalir dari suatu proses ke proses berikutnya secara konstan (Wignjosoebroto, 2009)

    Kelebihan dan kekurangan produk layout adalah sebagai berikut ( Tompkins,2010)

    2.2 Aliran Bahan
    Pada ukm Tempe nada ini tipe aliran proses pola aliran yang digunakan yaitu zig-zag, pola ini merupakan pola yang sangat umum yang cocok digunakan untuk area yang kecil,Biasanya digunakan untuk skala UKM karena aliran proses produksi lebih panjang dibandingkan dengan luas area yang tersedia
    Pola aliran Zig-Zag disebut pola aliran berbentuk ular dan sangat baik diterapkan bila aliran proses produksi lebih panjang daripada panjang area yang tersedia. Panjangnya proses produksi diatas dengan membelokkan aliran produksi, sehingga garis aliran produksi bertambang panjang tanpa harus memperluas area produksi. Pola aliran demikian dapat mengatasi keterbatasan area serta bentuk dan ukuran bangunan pabrik yang ada.


    Gambar 3.2 Pola Aliran tipe Zig-zag

    2.3 OPERATION PROCESS CHART (OPC)
    OPC adalah suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang dialami oleh bahan baku yang meliputi urutan proses operasi dan pemeriksaan. Pembuatan OPC merupakan langkah awal dalam urutan langkah untuk merencanakan tata letak fasilitas dan pemindahan bahan.
    Manfaat dari OPC:
    1. sebagai sarana untuk menguraikan secara singkat, jelas dan sistematis, tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh masing-masing komponen benda kerja secara grafis simbolis.
    2. sebagai alat analisis peramalan kebutuhan mesin/peralatan kerja dan kebutuhan bahan baku
    3. dapat digunakan sebagai alat perhitungan efisiensi bagi masing-masing symbol aktivitas.

    Informasi yang diperlukan untuk dapat menyusun OPC antara lain adalah (Sritomo,2006)
    1. Menyusun benda kerja yang akan dibuat atau gambar teknik yang dibuat desainer
    2. Menguraikan menjadi elemen-elemen penyusunnya
    3. Analisis tahapan-tahapan pengerjaan
    4. Bahan baku yang digunakan berikut dimensinya
    5. Peralatan atau mesin yang digunakan
    6. Waktu penyelesaian masing-masing aktivitas
    7. Persentase scrap yang terbuang
    8. Analisis ulang
    9. Ringkasan aktivitas
    Sedangkan informasi yang dapat diperoleh dari OPC ini antara lain adalah:
    1. Deskripsi proses bagi setiap kegiatan/aktivitas
    2. Waktu penyelesaian masing-masing kegiatan
    3. Peralatan/mesin yang digunakan
    4. Persentase scrap selama berlangsungnya aktivitas
    Jadi dalam suatu peta proses operasi, dicatat hanyalah kegiatan-kegiatan operasi dan pemeriksaan saja, kadang-kadang pada akhir proses dicatat tentang penyimpanan. Dengan adanya informasi-informasi yang biasa dicatat melalui peta proses operasi, kita bisa memperoleh banyak manfaat diantaranya (Sutalaksana, 2005):
    1. Biasa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.
    2. Biasa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku (dengan memperhitungkan efisiensi ditiap operasi atau pemeriksaan).
    3. Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.
    4. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai.
    5. Sebagai alat untuk latihan kerja.
    6. Dan lain-lain.

    OPC apel

    2.4 Flow Process Chart
    Alat atau tool yang sangat berguna untuk memahami suatu Alir Proses adalah Flow Process Chart. Flow Process Chart merupakan gambaran skematik/diagram yang menunjukkan seluruh langkah dalam suatu proses dan menunjukkan bagaimana langkah itu saling mengadakan interaksi satu sama lain. Setiap orang yang bertanggung jawab untuk memperbaiki suatu proses haruslah mengetahui seluruh langkah dalam proses tersebut.
    Ada beberapa cara untuk menggambarkan Flow Process Chart dengan berbagai simbol yang digunakannya.Flow Process Chart yang menunjukkan langkah-langkah secara garis besar disebut Macro Flow Process Chart sedangkan yang menunjukkan secara lebih rinci disebut Mini Flow Process Chart dan yang paling rinci disebut Micro Flow Process Chart yang lazim digunakan oleh tingkat pelaksana bawahan.
    Kegunaan Peta Aliran Proses (FPC) (Sofyan, 2002) :

    1. Bisa digunakan untuk mengetahui aliran bahan, aktivitas orang atau aliran kertas dari awal masuk dalam suatu proses atau prosedur sampai aktivitas terakhir.
    2. Peta ini bisa memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu proses atau prosedur.
    3. Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau dilakukan oleh orang selama proses atau prosedur berlangsung.
    4. Sebagai alat untuk melakukan perbaika-perbaikan proses atau metoda kerja.

    Peta aliran proses terbagi dalam 3 jenis, yaitu peta aliran proses tipe bahan, peta aliran proses tipe orang, dan peta aliran proses tipe kertas. Kegunaan dari peta aliran proses adalah untuk mengetahui aliran bahan mulai masuk proses hingga aktivitas berakhir, untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami oleh bahan selama proses sedang berlangsung, sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja, dan memberikan informasi waktu penyelesaian suatu proses (Sutalaksana, 2005).

    FPC
    2.5 Diagram Aliran (Flow Diagram)
    Diagram Aliran adalah diagram yang menggambarkan bagaimana jalankan program mulai dari awal hingga akhir. Setiap diagram alir harus mempunyai titik awal dan titik akhir (start and stop).Diagram alir dibentuk dengan memanfaatkan simbol-simbol tertentu.Pembentukan diagram alir umumnya sebagai bahan mentah sebelum kode program sesungguhnya dibuat (Sritomo,2003)
    Diagram alir terbagi atas 2 (dua) jenis, yaitu (Sprankle, 2006).
    A. Diagram aliran program
    Diagram alir program menggambarkan urutan pengerjaan dari suatu program dengan memanfaatkan simbol-simbol tertentu.
    B. Diagram aliran sistem
    Diagram alir sistem merupakan diagram alir yang menggambarkan sistem secara keseluruhan. Dapat dikatakan diagram alir sistem menggambarkan sistem secara umum sedangkan diagram alir program menggambarkan sistem secara rinci.

    2.6 From To Chart
    Peta Dari-Ke atau dikenal dengan sebutan From To Chart merupakan diagram yang menggambarkan adanya perpindahan dari tiap – tiap stasiun kerja. Dari peta ini informasi yang akan di dapatkan adalah jarak antar stasiun, dan mengidentifikasi adanya backtracking. Backtracking adalah adanya arah aliran bahan kembali kepada stasiun sebelumnya, arah aliran bahan yang baik adalah yang terus maju ke stasiun-stasiun selanjutnya
    Beberapa kegunaan dan keuntungan peta ini adalah (Tompskin, 2010):
    1. Menganalisis perpindahan bahan.
    2. Perencanaan pola aliran.
    3. Penentuan lokasi kegiatan.
    4. Perbandingan pola aliran atau tata letak pengganti.
    5. Pengukuran efisiensi pola aliran.
    6. Menunjukkan ketergantungan satu kegiatan dengan kegiatan lain.
    7. Perinupaan perpindahan bahan.
    8. Menunjukkan volume perpindahan antar kegiatan.
    9. Menunjukan keterkaitan lintas produksi.
    10. Menujukkan masalah kemungkinan pengendalian produksi.
    11. Perencanaan keterkaitan antara beberapa produk, kmponen, barang bahan dan sebagainya.
    12. Menujukkan hubungan kuantitatif antara kegiatan dan perpindahan.
    13. Pemendekan jarak perjalanan selama proses.

    from to chart

    BAB III
    PENUTUP


    3.1 Kesimpulan
    Dari Pembahasan di atas dapat diketahui Peta Proses Operasi (OPC), Peta Aliran Proses (FPC), Layout dan Flow Diagram, dan From To Chart dari UKM keripik tempe ‘NANDA’.Dalam peta proses operasi pembuatan sari apel di UKM Nanda ini dapat diketahui bahan- bahan yang digunakan dalam pembuatan Keriprk tempe.Dalam peta ini juga menunjukkan waktu yang diperlukan dalam sekali proses produksi sehingga dapat diketahui dalam sehari dapat memproduksi berapa banyakkeripik tempe. Pada peta ini diketahui alat- alat yang dibutuhkan pada pembuatan keripik tempe.
    Pada peta aliran proses merupakan diagram yang menunjukkan aliran material secara detail, pada peta ini mencantumkan informasi berupa jarak perpindahan, jumlah material, maupun waktu proses. Kemudian dari tata letak layout dan Flow Diagram terlihat bahwa aliran bahanya menggunakan tipe zig-zag, dan tercatat bahwa ruang produksi bahan setengah jadi yaitu irisan buah lokasinya terpisah dengan jarak yang cukup jauh karena kurangnya lahan untuk ekspansi.
    Kemudian dari peta From-To Chart tercatat tidak terjadi adanya backtracking disini. Dari informasi-informasi yang didapatkan melalui analisa layout dan peta-peta kerja ini, diharapkan untuk menjadi bahan pertimbangan perbaikan pada penanganan bahan dan tata letak fasilitas yang ada sehingga Tidak terjadi backward atau backtracking maupun bottleneck,hal ini diakibatkan adanya ruang untuk saling berproduksi.
    3.2 Saran
    Saran untuk layout dari UKM Brosem ini adalah penataan kembali, agar ruangan per aktivitas tidak terlalu sempit dan agak luas, agar karyawan dapat merasakan kelonggarannya. Serta bentuk aliran bahan yang jaraknya ada yang jauh dan ada yang dekat, sebaiknya disamakan saja.
    TINJAUAN PUSTAKA

    Sofyan, O & Ita, N. 2002. Peta–Peta Kerja. Universitas Gunadarma. Jakarta.
    Sprankle, M. 2006. Problem Solving and Programming Concepts [Electronic version]. Pearson Education in India.India
    Sritomo ,2003 .Perencanaan Tata Letak Fasilitas. Institut Teknologi Bandung: Bandung.
    Sutalaksana, I. F, dkk. 2006. Teknik Tata Cara Kerja. Institut Teknologi Bandung. Bandung.
    Tompskin, J.A. 2010. Facilities Planning. John Willey & Son, Inc. United State.
    Wignjosoebroto, Sritomo. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan: Edisi Ketiga.Guna Widya. Surabaya.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Fashion

    Beauty

    Travel